Sambil motoran plus merenung…..
Biasanya popularitas kepala daerah itu bermula di Jakarta Kenapa????
Jakarta adalah pusatnya pemerintahan, pusatnya informasi, pusatnya opinion maker….
Tetapi sekarang justru dibalik ke Jawa Barat.” “Dedi Mulyadi mendobrak
Soal etnik,
sejumlah nama politikus yang bersinar berasal dari Jawa Jokowi, Ganjar,Prabowo,SBY Dan, Dedi Mulyadi sudah bisa bersanding dengan nama-nama tersebut. Hebat
Yahh semoga saja tidak ada Tsunami Skandal apalagi yg Negatif (Harta,Tahta dan Wanita) yang bisa bikin ybs hanyutttttt
#ogudtalk
Majalah Tempo memang beda,

Popularitas Dedi Mulyadi meroket sejak menjadi Gubernur Jawa Barat, Februari lalu. Strategi media sosialnya berhasil menggaet simpati publik yang terpukau oleh gimik sat-set menyelesaikan pelbagai soal kemunculan Gubernur Jawa barat Dedi Mulyadi di pentas politik nasional mengingatkan pada Jokowi. Ada tim khusus la menumbuhkan harapan politikus yang mau bekerja buat orang banyak. Namun, caranya seketika membunuhnya. Kemunculan Dedi dan cara pandangnya terhadap kebijakan publik mirip dengan Joko Widodo. la responsif pada pelbagai masalah namun solusi dan penyelesaiannya instan, simplistis, dan tak berkelanjutan. Populisme pemimpin yang omnipresent menjadi serius karena ia ada di mana-mana tapi tak menyelesaikan apa-apa.
Kemudian beberapa analisa menjadi berkembang
kebolehan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dalam mendobrak sekat politik Indonesia. Sekat yang dimaksud adalah kebiasaan yang kerap terjadi pada peta politik nasional. Di antara sekat itu adalah bagaimana Jakarta selalu menjadi sorotan utama, sehingga gubernurnya memiliki peluang besar berkiprah di level Pilpres. Begitupun dari sudut etnik, biasanya tokoh yang menjadi capres ataupun cawapres datang dari etnis Jawa karena jumlahnya yang besar. Sedangkan Dedi Mulyadi adalah seorang Sunda, yang menjadi pemimpin di Jawa Barat.
“Biasanya popularitas kepala daerah itu bermula di Jakarta Kenapa Karena Jakarta adalah pusatnya pemerintahan, pusatnya informasi, pusatnya opinion maker.” “Itu yang menjelaskan naiknya seorang Jokowi. Itu yang menjelaskan naiknya
seorang Anies Baswedan. Ya Tetapi sekarang justru dibalik ke Jawa Barat.” “Dedi Mulyadi mendobrak itu”. Soal etnik, juga menyebut sejumlah nama politikus yang bersinar berasal dari Jawa. Menurutnya, Dedi Mulyadi sudah bisa bersanding dengan nama-nama tersebut. “Menarik pula untuk kita lihat biasanya kepala daerah yang populer itu yang punya latar belakang etnik Jawa. Jokowi, Ganjar Pranowo, Anies meskipun kita tahu tidak sepenuhnya Jawa, tetapi besar di Jogja ya.”
alasan di balik tingginya popularitas Dedi Mulyadi, yakni pandangan visioner soal media sosial. Dedi Mulyadi memiliki media sosial dengan puluhan juta pengikut. Terlebih, konten Dedi Mulyadi direspons warganet secara organik. Hal itu menjadi poin penting dalam analisis ini. “Jadi kalau kita lihat jejaknya terutama di sosial media itu sudah lama sekali. Jadi beliau punya KDM official misalnya di Facebook itu followernya 12 juta gitu, kemudian di YouTube itu 7 juta lebih, di Instagram 3,5 juta, dan itu tidak main-main karena kalau kita cek sebagian besar itu sifatnya organik,” “Artinya ada pangsa pasar tertentu yang melihat KDM ini sebagai sosok yang menarik dan unik,” menganggap penggunaan media sosial yang diaktivasi sejak lama dan lebih dini jauh sebelum menjadi pejabat publik hasil nanya2 dengan baim wong kayanya
#Tempodotco #TempoPlus #ogudcenter






